Bisnis
Internasional
Nurul Utami
25216639
IT-022234
Tulisan
ini dibuat untuk memenuhi tugas rangkuman pada mata kuliah Pengantar Bisnis
(softskill). Dengan tugas ini diharapkan penulis dapat mengidentifikasi
strategi bisnis yang digunakan dalam bisnis internasional. Materi yang akan
dibahas dalam penulisan ini antara lain, hakikat bisnin internasional, alasan
melaksanakan bisnis internasional, tahap-tahap dalam memasuki bisnis internasional,
hambatan dalam memasuki bisnis internasional, dan perusahaan multinasional. Metode penulisan yang digunakan adalah
tinjauan teori dari berbagai sumber bacaan yang tersedia di web.
1. Hakikat Bisnis Internasional
Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati
batas negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis
internasional (International Trade). Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara
lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran
internasional berbeda dengan Bisnis Internasional, yaitu :
a.
Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam
perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya
dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan
adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar
negara (balance of tread).
Suatu
Negara dapat memiliki surplus seraca perdagangan atau devisit neraca
perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana
Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan
nilai impor yang dilakukan dari negara partner dagangnya. Dengan neraca
perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan
maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas
keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas
masuk dan keluar antar negara disebut neraca pembayaran (balance of paymnets).
Jika neraca pembayaran mengalami surplus, dikatakan bahwa negara mengalami
pertambahan devisa. Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca
perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat
dilakukannya dengan negara lain. Jadi, negara tersebut mengalami devisit neraca
pembayaran dan menghadapi pengurangan devisa Negara.
b.
Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran
internasional yang merupakan keadaan suatu perusahaan dapat terlibat dalam
suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat
umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan
upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.
Dalam hal
ini maka pengusaha akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk
karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan melaksanakan kegiatan produksi
dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk
yang dipasarkan dapat berupa barang dan/ atau jasa. Transaksi ini dapat
ditempuh dengan cara :
v
Licencing
v
Franchising
v
Management Contracting
v
Marketing
in Home Country by Host Country
v
Joint Venturing
v
Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional memerlukan transaksi pembayaran
yang sering disebut fee. Negara (Home Country) harus membayar, sedangkan
pengirim (Host Country) memperoleh fee tersebut. Pengertian perdagangan
internasional dengan perusahaan internasional sering dianggap sama, padahal
berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan
internasinol dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menentukan kegiatan bisnis yang
lebih aktif, lebih progresif dibandingkan perdagangan internasional.
2. Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional
Alasan negara melakukan perdagangan
internasional :
Ø Masalah mobilitas
faktor produksi.
Ø Monilitas
mengandung arti suatu pergerakan, sehingga yang dimaksud disini adalah
pergerakan faktor produksi dari suatu negara kenegara lain.
Ø Masalah
batas-batas negara yang berdaulat.
Ø Masalah transport
cost.
a.
Konsep Keunggulan Absolut
Menurut Adam Smith Bahwa setiap negara akan memperoleh
manfaat perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, serta mengimpor barang
jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak.Teori absolute advantage
ini didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain: Faktor produksi yang
digunakan hanya tenaga kerja saja. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara
sama. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. Biaya transpor
ditiadakan.
b. Konsep
Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang
dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi
bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa
keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang
dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya.
c. Potensi Pasar Internasional
Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor yaitu
struktur penduduk , daya beli serta pola konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar
Internasional , potensi pasar internasional juga ditentukan oleh ketiga faktor
tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara lain.
3. Tahap-Tahap dalam Memasuki Bisnis
Internasional
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional
pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang
paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling
kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut
secara kronologis adalah sebagai berikut :
a.
EKSPOR INSIDENTIL (INCIDENTAL EXPORT)
Dalam rangka untuk masuk kedalam dunia bisnis
internasional suatu perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan
yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil.
b. EKSPOR AKTIF (ACTIVE
EXPORT)
Tahap ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif
untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu.
c.
PENJUALAN LISENSI (LICENSING)
Tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau
merek dari produknya kepada negara penerima.
d. FRANCHISING
Tahap berikutnya mrupakan tahap yang lebih aktif
lagi yaitu perusahaan disuatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek
dagangannya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk
peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya. Dan
lain-lain. Bentuk Franchise yang pada saat ini populer dinegara kita dan juga
dinegara lain yaitu:
·
Manajemen
sistem yang sudah teruji.
·
Memiliki
nama yang sudah terkenal dan populer.
·
Performance
Record yang sudah mapan untuk alat penilaian.
Sebaliknya
bentuk ini juga memiliki kejelekan yaitu :
·
Biaya
tinggi untuk mendapatkan Franchise.
·
Keputusan
bisnis akan dibatasi oleh Franchitor.
·
Sangat
dipengaruhi oleh kegagalan dari bentuk Franchise lain.
e.
PEMASARAN DI LUAR NEGERI
Bentuk ini memerlukan intensitas manajemen serta
keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country)
haruslah betul-betul secara aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen
pemasaran bagi produknya itu dinegara asing (Home Country).
f.
PRODUKSI DAN PEMASARAN DI LUAR NEGERI (TOTAL
INTERNASIONAL BUSINNES)
Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling
intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional yaitu tahap “ produksi
dan pemasaran luar negeri “ Tahap ini juga disebut sebagai “ Total Internaional
Business” Bentuk inilah yang menimbulkan MNC atau Multy National Corporation yaitu
perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan
mendirikan perusahaan di negeri asing itu lengkap dengan segala modalnya lalu
melakukan prosese produksi di Negeri itu, kemudian menjual hasil produksinya
itu di Negeri itu juga. Bentuk ini memiliki unsure positif bagi Negara sedang
berkembang karena dalam bentuk ini Negara penerima tidak perlu menyediakan
modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut yang pada umumnya
Negara berkembang masih miskin dana untuk pembangunan bangsanya.
4. Hambatan dalam Memasuki Bisnis
Internasional
Melaksanakan
bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang
di pasar domestik. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan
yang sering kali menghambat terlaksananya transaksi bisnis internasional.
Disamping itu kebiasaan atau budaya negara lain tentu saja akan berbeda dengan
negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis
internasional yaitu :
a. Batasan perdagangan dan tarif bea masuk
Tarif bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang
diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor.
b. Perbedaan bahasa, sosial budaya/cultural
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi
kelancaran bisnis Internasional , hal ini disebabkan karena bahasa adalah
merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
c. Kondisi politik dan hokum/perundang-undangan
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara
yang lain juga akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara
tersebut.Ketentuan hukum ataupun perundang-undang yang berlaku di suatu negara
kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional.
d. Hambatan operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah
berupa masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang
diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain.
Peraturan atau kebijkan Negara lain, dalam bentuk proteksi yaitu:
usaha melindungi industry-industri di dalam negri.
5. Perusahaan Multinasional
Perusahaan
multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang melaksanakan
kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan operasinya di
beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut Multinasional Corporations
yang biasanya disingkat MNC. Era Globalisasi yang melanda dunia pada saat ini
dimana dalam kondisi itu tidak ada satu Negara pun di dunia ini yang terbebas
dan tak terjangkau oleh pengaruh dari Negara lain. Setiap Negara setiap saat
akan selalu terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini
bisa terjadi karena pada saat ini kita berada dalam abad komunikasi, sehingga
dengan cara yang sangat cepat dan bahkan dalam waktu yang bersamaan kita dapat
mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di manapun di dunia
ini.
Dari
keadaan itu maka seolah-olah tidak ada lagi batas-batas antara negara yang satu
dengan negara yang lain. Kehidupan sehari-hari menjadi lebih bersifat sama.
Dengan kecenderungan yang terjadi pada saat ini bahwa permintaan ataupun
kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama.
Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk kehidupan sehari-hari
cenderung tidak berbeda antara negara yang satu dengan negara lain. Kebutuhan
akan sabun mandi, sabun cuci, alat-alat tulis, alat-alat kantor, pakaian, juga
perabot rumah tangga dan sebagainya tidaklah banyak berbeda antara masyarakat
Indonesia dengan Filipina, Jepang, Korea, Arab atupun di Eropa dan Amerika.
Kecenderungan untuk adanya
kesamaan inilah yang mendorong perusahaan untuk beroperasi secara Internasional
Perusahaan yang demikian akan mencoba untuk mencari tempat pabrik guna
memproduksikan barang-barang tersebut yang paling murah dan kemudian memasarkannya
keseluruh penjuru dunia sehingga akan menjadi lebih ekonomis dan memiliki daya
saing yang lebih tinggi. Di samping itu adanya batasan-batasan ekspor-impor
antar negara mendorong suatu perusahaan untuk memproduksikan saja barang itu di
negeri itu sendiri dan kemudian menjualnya di negeri itu juga meskipun
pemiliknya adalah dari luar negeri. Dengan cara itu maka problem pembatasan
ekspor-impor menjadi tidak berlaku lagi baginya. Banyak contoh perusahaan
multinasional ini misalnya saja: Coca Cola, Colgate, Johnson & Johnson,
IBM, General Electric, Mitzubishi Electric, Toyota, Philips dari negeri
Belanda, Nestle dari Switzerland, Unilever dari Belanda dan lnggris, Bayer dati
Jerman, Basf juga dari Jerman, Ciba dari Switzerland dan sebagainya.
Kesimpulan
Bisnis
internasional adalah bisnis yang melibatkan penyeberangan batas-batas
Negara.Kekuatan yang mendasari bisnis internasional berorientasi pada manajemen
oriented. Orientasi adalah asumsi atau keyakinan, yang seringkali tidak
disadari, mengenai sifat dunia ini. Dalam hal ini ada tiga orientasi yang
menjadi pedoman dalam bisnis internasional yaitu etnosentris, polisentris,
geosentris yang kemudian diperluas menjadi regiosentris. Perdagangan internasional
berhubungan dengan berbagai kegiatan, seperti: Perpindahan barang dan jasa dari
satu negara ke nagara lain atau disebut dengan istilah transfer of
goods and services.Perpindahan modal melalui
penanaman modal asing dari luar negeri ke dalam negeri (transfer of capital).Perpindahan
tenaga kerja yang mempengaruhi pendapatan devisa suatu
negara. Dalam proses ini pelu adanya pengawasan mekanisme yang sering
disebut transfer of labour.Perpindahan teknologi melalui cara pendirian pabrik-pabrik di negara
lain. Kegiatan ini disebut transfer of technology.Perdagangan
internasional yang dilakukan dengan penyampaian informasi tentang kepastian
adanya bahan baku dan pangsa pasar atau yang disebut dengan transfer of
data Lingkungan Domestik, termasuk sosio ekonomi, sosio cultural, politik,
hokum, pemerintahan, persaingan ,fisik, tenaga kerja, keuangan, teknologi. Lingkungan
Luar Negeri, termasuk sosio ekonomik, sosio cultural, politik, tenaga kerja,
keuangan, teknologi dan lingkungan ekonomi.
Referensi