Tanggung
Jawab Social Suatu Bisnis
Nurul Utami
25216639
IT-022234
Tulisan
ini dibuat untuk memenuhi tugas rangkuman pada mata kuliah Pengantar Bisnis
(softskill). Dengan tugas ini diharapkan penulis dapat membedakan tanggung
jawab pengusaha dan etika bisnis terhadap masyarakat yang menjadi tanggung
jawab social suatu bisnis. Materi yang akan dibahas dalam penulisan ini antara
lain, benturan dengan kepentingan masyarakat, dorongan tanggung jawab social,
etika bisnis, bentuk-bentuk tanggung jawab social suatu bisnis. Metode penulisan yang digunakan adalah
tinjauan teori dari berbagai sumber bacaan yang tersedia di web.
1. Benturan dengan Kepentingan Masyarakat
Proses
produksi sering menghadirkan benturan kepentingan antara masyarakat dengan
perusahaan. Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar,
menengah, maupun kecil). Benturan ini kerap kali karena perusahaan menimbulkan
polusi (udara, air limbah, suara bahkan mental kejiwaan). Diperlukan pengelolaan
lingkungan yang baik (dengan menerapkan AMDAL) agar masyarakat sebagai pemilik
faktor produksi tidak merasa dirugikan.
Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial
Dalam
mejalankan suatu tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan
etika bisnis. Hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis:
a.
Dorongan dari pihak luar,
dari lingkungan masyarakat.
Seringkali menghadapi
kendala berupa adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan
dan diperhitungkan dalam untung-rugi perusahaan. Sehingga pengelolaan
lingkungan dan sumbangan kepedulian kepada masyarakat sekitar seringkali
diabaikan.
b.
Dorongan dari dalam bisnis
itu sendiri
Sisi humanisme pebisnis
yang melibatkan rasa, karsa dan karya yang menjadi aspek pendorong diciptakannya
etika bisnis yang baik dan jujur. Penerapan prinsip manajemen terbuka, hubungan
industrialis Pancasila, Pengendalian mutu terpadu dengan gugus kendali mutunya
merupakan contoh-contoh penerapan manajemen yang berorientasi hubungan
kemanusiaan.
2. Dorongan Tanggung Jawab Social
Klasifikasi masalah social yang mendorong pelaksanaan
tanggung jawab social pada sebuah bisnis sebagai berikut :
Penerapan manajemen orientasi kemanusian
Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku,keras, zakeliyl ( saklek ) , birokratik, dan otoriter. Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-berbelit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pahak lain yang berhubungan kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar ( pelanggan,masyarakat umum ).
Penerapan manajemen orientasi kemanusian
Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku,keras, zakeliyl ( saklek ) , birokratik, dan otoriter. Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-berbelit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pahak lain yang berhubungan kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar ( pelanggan,masyarakat umum ).
Manfaat penerapan manajemen orientasi kemanusiaan
Penerapan akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara pelaku bisnis dan pihak luar secara rinci, manfaat tersebut adalah :
ü Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat
membaiknya semangat dan produktivitas kerja.
ü Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut
memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen partisipasif.
ü Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyaman kerja
sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
ü Peningkatan mutu produksi yang diadakan oleh terbentuknya
rasa percaya diri karyawan.
ü Kepercayaan konsumen yang meningkatkan dan merupakan
dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
3. Etika Bisnis
Merupakan penerapan secara
langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan
itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan
bisnis,yaitu sebagai berikut:
a.
Hubungan Antara Bisnis Dengan Konsumen
Merupakan
pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui. Pertemuan
selalu ada untuk membahas aspek harga dan kualitas suatu barang.
b. Hubungan Dengan Karyawan
Bentuk
hubungan ini meliputi: penerimaan (recruitment), latihan (training),
promosi, transfer, demosi, maupun pemberhentian(determination).
Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijalankan secara objektif dan
jujur.
c.
Hubungan Antar Bisnis
Merupakan
hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan kolega, pesaing, penyalur,
grosir, maupun distributornya. Contoh hal yang didiskusikan yaitu: analisis
harga dan kualitas produk yang harus menyesuaikan keinginan pasar,
serta pengiriman barang ke daerah yang dianggap
sebagai pusat pemasaran.
d. Hubungan Dengan Investornya
Pemberian
informasi yang benar terhadap investormaupun calon investor
merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga dapat menghindari pengambilan keputusan
yang keliru.
e.
Hubungan Dengan Lembaga-Lembaga Keuangan
Hubungan
dengan lembaga keuangan terutama Jawatan Pajak pada umumnya merupakan hubungan
yang bersifatfinancial, berkaitan dengan penyusunan Laporan Keuangan.
Kejujuran menjadi sangat penting disini karena menyangkut kepentingan
masyarakat umum mengenai pajak. Perusahaan yang mempermainkan hal
ini dianggap melanggar hukum, semisal: membuat laporan keuangan
palsu yang disetujui oleh petugas pajak yang meminta uang dalam jumlah yang
besar.
4. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Social Suatu
Bisnis
Penerapan dari kepedulian
sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis.
Sejalan dengan itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial
suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik
masyarakat. Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita
temui di Indonesia adalah :
Ø
Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
(K3)
Penekanan
pada faktor keselamatan pekerja dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi
menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung, maupun pakaian
khusus lainnya.
Ø
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan
limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga
lingkungan.
Ø
Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat
Sistem
ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai
mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.
Ø
Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Contohnya
adalah Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah
banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku.
Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak
karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
Ø
Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem
perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarkat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak
perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil
disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
Kesimpulan
Tanggung
jawab sosial dunia bisnis bukanlah bentuk tanggung jawab yang dipaksakan
apalagi atas dasar tekanan, ancaman, atau paksaan, melainkantanggung jawab yang
didasari kaidahmoral, komitmen sosial, dan etika bisnis. Tanggung jawab sosial
dunia bisnisdipengaruhi oleh berbagai kekuatan, yaitu norma sosial dan budaya,
hukum sertaregulasi, praktik dan budaya organisasi.Jadi, boleh dikatakan dia
terbentuk karenadorongan kemanfaatan, moralitas, dankeadilan.
Etika
dalam berbisnis adalah mutlak dilakukan. Maju mundurnya bisnis yang dijalankan
adalah tergantung dari pelaku bisnis itu sendiri. Apa yang dia perbuat dengan
konsekuensi apa yang akan dia peroleh sudah sangat jelas.
Pebisnis yang menjunjung tinggi nilai etika akan mendapat point reward terhadap apa yang telah dia lakukan. Kemajuan perusahaan, kepercayaan pelanggan, profit yang terus meningkat, pangsa pasar terus meluas, merupakan dambaan bagi setiap pebisnis dan ini akan diperoleh dengan menjungjung tinggi nilai etika.
Sebaliknya, pelanggaran etika yang sedikit saja bias menyebabkan kondisi berbalik 180 derajat dalam waktu sekejap. Kehilangan pelanggan, deficit keuangan sampai ditutupnya perusahaan dengan jumlah utang serta kerugian yang menggunung merupakan punishment dari pelanggaran etika.
Pebisnis yang menjunjung tinggi nilai etika akan mendapat point reward terhadap apa yang telah dia lakukan. Kemajuan perusahaan, kepercayaan pelanggan, profit yang terus meningkat, pangsa pasar terus meluas, merupakan dambaan bagi setiap pebisnis dan ini akan diperoleh dengan menjungjung tinggi nilai etika.
Sebaliknya, pelanggaran etika yang sedikit saja bias menyebabkan kondisi berbalik 180 derajat dalam waktu sekejap. Kehilangan pelanggan, deficit keuangan sampai ditutupnya perusahaan dengan jumlah utang serta kerugian yang menggunung merupakan punishment dari pelanggaran etika.
Referensi
0 komentar:
Posting Komentar