Manajemen
Produksi
Nurul Utami
25216639
IT-022234
Tulisan
ini dibuat untuk memenuhi tugas rangkuman pada mata kuliah Pengantar Bisnis
(softskill). Dengan tugas ini diharapkan penulis mampu memahami fungsi, proses
dan sistem produksi dan operasi dalam manajemen produksi suatu perusahaan.
Materi yang akan dibahas dalam penulisan ini antara lain, perkembangan majemen
produksi, pengertian manajemen produksi, pengertian produksi, proses produksi,
pengambilan keputusan dalam manajemen prodiksi, ruang lingkup manajemen
produksi, fungsi dan sistem produksi dan operasi, dan lokasi dan lay out
pabrik. Metode penulisan yang
digunakan adalah tinjauan teori dari berbagai sumber bacaan yang tersedia di
web.
1. Manajemen
Produksi
1.1
Perkembangan Manajemen Produksi
Ada beberapa faktor yang dapat menunjang perkembangan manajemen
produksi, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
a. Pembagian kerja dan tugas (division of labour)
serta spesialisasi
Untuk mencapai produk berkualitas maka pembagian kerja merupakan salah
satu solusi yang tepat karena dengan begini produksi bisa lebih efektif dan
efesien. Selain itu, dengan adanya cara pembagian kerja hasil produksi akan
lebih baik karena disertai dengan pengolahan yang baik.
b. Revolusi Industri
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa revolusi industri adalah suatu
masa dimana tenaga kerja digantikan dengan tenaga mesin. Dampak yang dihasilkan
dari revolusi industri dianataranya adalah meningkatnya produk yang dihasilkan
dengan bantuan mesin, sedangkan para pengusaha kecil terdesak karena peralatan
kerja yang masih tradisional. Salah satu tanda terjadinya revolusi industri
adalah banyaknya penggunaan mesin dalam berbagai aktivitas produksi.
1.2
Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah salah satu cabang
manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungna dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan
agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.
Tugas dari manajemen
produksi ada dua yakni:
v Merancang
system produksi
v Mengoperasikan
suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan.
1.3
Pengertian Produksi
Produksi adalah
suatu kegiatan untuk menciptakan/menghasilkan atau menambah nilai guna terhadap
suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan oleh orang atau badan
(produsen). Orang atau badan yang melakukan kegiatan produksi dikenal dengan
sebutan produsen. Sedangkan barang atau jasa yang dihasilkan dari melakukan kegiatan
produksi disebut dengan produk. Istilah Produksi berasal daribahasa
inggris to produce yang
berarti menghasilkan. Sedangkan
dalam arti ekonomi, Pengertian
Produksi adalah sebagai kegiatan mengenai penciptaan dan penambahan
atau utilitas terhadap suatu barang dan jasa.
1.4
Proses Produksi
Pada dasarnya proses produksi terbagi menjadi
dua, yaitu proses produksi terus menerus (continous) dan proses produksi
terputus (intermittent). Proses produksi terus menerus yaitu proses produksi
yang mengerjakan barang yang selalu sama dan tak pernah berganti. Sedangkan
proses produksi terputus biasanya digunakan untuk perusahaan yang mengerjakan
bermacam-macam barang dengan jumlah variasi yang sedikit.
Proses produksi dalam
menghasilkan sebuah barang terdiri atas beberapa tahapan, sebagai berikut:
1.
Tahapan produksi yang
menghasilkan bahan mentah.
2.
Tahap produksi yang mengolah
bahan mentah menjadi bahan baku.
3.
Tahap produksi yang mengolah
bahan baku dan menghasilkan barang setengah jadi.
4.
Tahap produksi yang
memproses barang setengah jadi menjadi barang jadi.
5.
Tahap produksi yang
menyalurkan barang jadi kepada pemakai.
Tahapan-tahapan dalam
penetapan skala proses produksi sebagai berikut:
1.
Routing, yaitu menetapkan
dan menentukan urutan-urutan proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi
produk akhir.
2.
Scheduling, yaitu menetapkan
dan menentukan jadwal kegiatan operasi proses produksi yang disinergikan
sebagai suatu kesatuan.
3.
Dispatching, yaitu
menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk mulai melaksanakan
operasi produksi.
4.
Follow up, yaitu menetapkan
dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan mendorong
terkoordinasinya seluruh perencanaan proses produksi.
1.5
Pengambilan Keputusan dalam Manajemen
Produksi
Dalam mengatur dan mengkoordinasi penggunaan
sumber-sumber daya, manajer produksi perlu membuat keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan upaya-upaya untuk mencapai tujuan, agar barang dan jasa yang
dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang diharapkan yaitu tepat mutu
(kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu dengan biaya yang rendah.
Ditinjau dari kondisi keputusan yang harus diambil, terdapat empat
macam pengambilan keputusan yaitu:
1.
Pengambilan keputusan atas
peristiwa yang pasti (certainty).
2.
Pengambilan keputusan atas peristiwa
yang mengandung resiko
3.
Pengambilan keputusan atas
peristiwa yang tidak pasti (uncertainty).
4.
Pengambilan keputusan atas
peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang
produksi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama yaitu:
1.
Proses
Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan untuk untuk memproduksi barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan dan teknologi, arus proses, tata letak (lay out) peralatan dan seluruh aspek fisik pabrik atau fasilitas jasa pelayanan.
Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan untuk untuk memproduksi barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan dan teknologi, arus proses, tata letak (lay out) peralatan dan seluruh aspek fisik pabrik atau fasilitas jasa pelayanan.
2.
Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menentukan besarnya kapasitas yang tepat dan penyediaan waktu yang tepat. Kapasitas jangka panjang ditentukan oleh besarnya fasilitas fisik yang dibangun. Dalam jangka pendek kapasitas kadang-kadang diperbesar dengan mengadakan sub-kontrak kepada pihak luar atau penambahan regu (shift) atau menyewa ruangan / peralatan tambahan.
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menentukan besarnya kapasitas yang tepat dan penyediaan waktu yang tepat. Kapasitas jangka panjang ditentukan oleh besarnya fasilitas fisik yang dibangun. Dalam jangka pendek kapasitas kadang-kadang diperbesar dengan mengadakan sub-kontrak kepada pihak luar atau penambahan regu (shift) atau menyewa ruangan / peralatan tambahan.
3.
Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi, menyangkut apa yang dipesan, berapa banyak pemesanan, serta kapan pemesanan dilakukan.
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi, menyangkut apa yang dipesan, berapa banyak pemesanan, serta kapan pemesanan dilakukan.
4.
Tenaga
kerja
Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia menempati posisi sangat penting. Proses produksi tidak mungkin berlangsung tanpa tenaga kerja yang menggarap kegiatan untuk menghasilkan produk, baik berupa barang atau jasa. Keputusan tentang tenaga kerja mencakup seleksi, penggajian, pelatihan, penempatan, penyelian atau supervisi.
Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia menempati posisi sangat penting. Proses produksi tidak mungkin berlangsung tanpa tenaga kerja yang menggarap kegiatan untuk menghasilkan produk, baik berupa barang atau jasa. Keputusan tentang tenaga kerja mencakup seleksi, penggajian, pelatihan, penempatan, penyelian atau supervisi.
5.
Mutu /
kualitas.
Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu barang atau jasa yang dihasilkan. Mutu merupakan tanggung jawab produksi yang penting dan harus didukung oleh organisasi secara keseluruhan.
Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu barang atau jasa yang dihasilkan. Mutu merupakan tanggung jawab produksi yang penting dan harus didukung oleh organisasi secara keseluruhan.
1.6
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan
yang mencakup bidang yang cukup luas, dimulai dari penganalisisan dan penetapan
keputusan saat sebelum dimulainya kegiatan produksi dan operasi, yang umumnya
bersifat keputusan-keputusan jangka panjang serta keputusan-keputusan pada
waktu menyiapkan dan melaksanakan kegiatan produksi dan pengoperasiannya, yang
umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka pendek.
Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi tidak
lain adalah mengusahakan agar terjadi keseimbangan, keselarasan serta
keserasian antara faktor-faktor produksi yang ada dengan kebutuhan atau
kesempatan yang terbuka baginya, sehingga dapat menimbulkan adanya perkembangan
yang menguntungkan(profitable growth). Dalam tahap pencapaian tujuan
bagian produksi maka perlu dilihat kesempatan-kesempatan (opportunities) yang
ada serta tekanan-tekanan (threats) dari luar yang dialami
perusahaan itu. Setelah itu analisa intern terhadap faktor-faktor produksi akan
menghasilkan rumusan tentang kekuatan-kekuatan (strengths) yang
dimiliki serta kelemahan-kelemahan (weakness) yang ada.
Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan
mencakup perencanaan atau penyiapan sistem produksi dan operasi, pengendalian
dari sistem produksi dan operasi, serta sistem informasi produksi. Peranan
perencanaan dan pengendalian produksi adalah semata-mata dimaksudkan untuk
mengkoordinasikan kegiatan bagian langsung atau tidak langsung dalam
berproduksi, sehingga perusahaan itu betul-betul dapat menghasilkan
barang-barang atau jasa dengan efektif dan efisien serta memenuhi
sasaran-sasaran lainnya.
1.7
Fungsi dan Sistem Produksi dan Operasi
Manajemen Produksi dan Operasi tidak hanya manajemen pabrik manufaktur.
Dalam pembahasan Manajemen Produksi dan Operasi, di samping menyangkut
pembahasan organisasi pabrik manufaktur, juga menyangkut pembahasan organisasi
jasa, seperti perbankan, rumah sakit dan jasa transportasi. Perusahaan atau
organisasi jasa,, pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-hasil penemuan
dapatlah diketahui bahwa teknik-teknik Manajemen Produksi dan Operasi dapat
dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa
yang ditawarkan atau dijual. Dalam kegiatan produksi dan operasi tercakup
seluruh proses yang mengubah masukan (inputs) dan menggunakan sumber-sumber daya
untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.
Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, Manajer Produksi dan Operasi
harus mampu membina dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan keluaran
(outputs), serta mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar
kegiatan dan fungsi produksi dan operasi dapat lebih efektif, maka para manajer
harus mampu mendeteksi masalah-masalah penting serta mampu mengendalikan dan
mengawai sumber-sumber daya yang sangat terbatas. Manajer produksi dan operasi
harus dapat merencanakan secara efektif penggunaan sumber-sumber daya yang
sangat terbatas, memperkirakan dampak pada sasaran dan mengorganisasikan
pengimplementasian dari rencana. Berdasarkan rencana yang disusun maka
keputusan-keputusan yang lebih terinci harus dibuat, seperti besarnya partai
(batch) dari produk untuk macam-macam yang berbeda, waktu-waktu lembur dan
variabel-variabel tenaga kerja yang lain, prosedur pengendalian mutu, pemesanan
bahan dan banyak prosedur-prosedur lain yang harus diterapkan atau
diimplementasikan. Rencana tidak harus selalu diikuti ketidak tepatan peramalan
atau prakiraan penjualan serta banyak alasan-alasan lain.
Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai fungsi
produksi dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari uraian
ini terdapat tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan
Manajemen Produksi dan Operasi, yaitu fungsi, sistem dan keputusan.
Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan
operasi bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam
organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Jadi istilah produksi dan
operasi dipergunakan untuk menunjukkan fungsi yang menghasilkan barang atau
jasa. Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan
atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan
salah satu fungsi bisnis.
Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem
transformasi yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak
hanya pada pemahaman produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi
adalah sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi,
yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita
berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan
bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.
Akhirnya, tentang keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam
manajemen prosuksi dan operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena
seluruh manajer bertugas dan tidak terlepas dengan hal pengambilan keputusan,
maka penekanan utama dalam pembahasan manajemen produksi dan operasi adalah
proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam manajemen produksi
dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan
mutu.
1.8
Lokasi dan Lay Out Pabrik
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi
pabrik, besar sekali pengaruhnya terhadap tingkat kelancaran operasi
perusahaan, faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor utama dan faktor bukan utama.
Faktor utama, yaitu letak sumber bahan baku, letak pasar, masalah
transportasi, supply tenaga kerja dan pembangkit tenaga
listrik. Sedangkan faktor bukan utama, seperti rencana masa depan perusahaan,
kemungkinan adanya perluasan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan kota,
terdapatnya fasilitas-fasilitas pelayanan, terdapatnya fasilitas-fasilitas
pembelanjaan, persediaan air, investasi untuk tanah dan gedung, sikap
masyarakat, iklim dan keadaan tanah.
a.
Penentuan Lokasi Pabrik
Manajemen
perusahaan dalam memilih lokasi pabrik didasarkan pada beberapa macam
alternatif. Tahap-tahap dalam pemilihan lokasi pabrik terdiri dari pengumpulan
data, menganalisa data yang masuk, menentukan urutan alternatif lokasi yang
dipilih dan menentukan lokasi pabrik yang dipilih. Penentuan metode pemilihan
lokasi pabrik didasarkan pada faktor rating, analisa ekonomis, dan analisa
volume biaya.
b.
Desain Fasilitas
Desain
fasilitas produksi perlu direncanakan dengan baik, karena fasilitas produksi
yang baik dan teratur para karyawan dapat bekerja dengan tenang, sementara
aliran produksi dari mulai bahan mentah sampai barang jadi dapat berlangsung
dengan lancar dan teratur. Perencanaan layout merupakan
kombinasi yang optimal antara fasilitas produksi (personalia, perlengkapan
operasi, luas gudang, penanganan produk, serta semua peralatan produksi).
Perencanaan layout perusahaan selalu diperlukan karena adanya
perubahan desain produk, adanya produk baru, adanya perubahan volume
permintaan, dan sebagainya. Klasifikasi perencanaan layoutterdiri
dari, perubahan kecil layout yang sudah ada, adanya penambahan
fasilitas produksi, merubah susunan layout dan pembangunan
pabrik baru.
c.
Penentuan Layout Pabrik
Sebagaimana
diketahui bahwa layout yang dipergunakan dalam sebuah pabrik
akan mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas perusahaan.
Oleh karena itu penentuan layout pabrik harus disesuaikan
dengan kondisi perusahaan. Untuk menentukan layout pabrik
dengan baik, maka perlu diadakan persiapan-persiapan yang matang, diantaranya,
Pertama, data yang diperlukan meliputi jumlah dan jenis produk, komponen
produk, urutan pelaksanaan proses produksi, mesin dan peralatan informasi
mesin, instalasi yang diperlukan, luas gedung dan perbandingan
perencanaan layout. Kedua, analisis urutan operasi dan Ketiga
Teknik kesimbangan kapasitas.
Kesimpulan
Perkembangan manajemen Produksi berkembang
pesat karena beberapa faktor yaitu :
1.
Adanya pembagian kerja dan
spesialisasi
2.
Revolusi industry
3.
Perkembangan IPTEK
4.
Perkembangan ilmu dan metode
ilmiah serta hubungan antar manusia manusia
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha
yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan /koordinasi kegiatan
orang lain. Kegiatan tersebut berguna untuk mengatur dan mengkoordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya. Produksi
adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu
barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal,
tenaga kerja, danskills.
Proses produksi dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Kelangsungan hidup :
a.
Produksi
terus-menerus
b.
Produksi
terputus-putus
2.
Teknik :
a.
Proses Ekstraktif
b.
Proses Analitis
c.
Proses Pengubahan
d.
Proses Sintetis
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus
diambil, dibedakan menjadi :
·
Pengambilan keputusan atas
peristiwa yang pasti.
·
Pengambilan keputusan atas
peristiwa yang mengandung resiko.
·
Pengambilan keputusan atas
peristiwa yang tidak pasti.
·
Pengambilan keputusan atas
peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang produksi mempunyai lima tanggung jawab
yaitu:
Ø Proses
Ø Kapasitas
Ø Persediaa
Ø Tenaga
kerja
Ø Mutu/kualitas
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting,
karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan
hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi. Tujuan Perencanaan Lokasi
Pabrik adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan
efisien.
Referensi
0 komentar:
Posting Komentar