Minggu, 06 November 2016

TUGAS PENGANTAR BISNIS BAB 7: MANAJEMEN PRODUKSI


Manajemen Produksi
Nurul Utami
25216639
IT-022234

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas rangkuman pada mata kuliah Pengantar Bisnis (softskill). Dengan tugas ini diharapkan penulis mampu memahami fungsi, proses dan sistem produksi dan operasi dalam manajemen produksi suatu perusahaan. Materi yang akan dibahas dalam penulisan ini antara lain, perkembangan majemen produksi, pengertian manajemen produksi, pengertian produksi, proses produksi, pengambilan keputusan dalam manajemen prodiksi, ruang lingkup manajemen produksi, fungsi dan sistem produksi dan operasi, dan lokasi dan lay out pabrik. Metode penulisan yang digunakan adalah tinjauan teori dari berbagai sumber bacaan yang tersedia di web.

1.  Manajemen Produksi
1.1     Perkembangan Manajemen Produksi
Ada beberapa faktor yang dapat menunjang perkembangan manajemen produksi, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
a.       Pembagian kerja dan tugas (division of labour) serta spesialisasi
Untuk mencapai produk berkualitas maka pembagian kerja merupakan salah satu solusi yang tepat karena dengan begini produksi bisa lebih efektif dan efesien. Selain itu, dengan adanya cara pembagian kerja hasil produksi akan lebih baik karena disertai dengan pengolahan yang baik.
b.      Revolusi Industri
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa revolusi industri adalah suatu masa dimana tenaga kerja digantikan dengan tenaga mesin. Dampak yang dihasilkan dari revolusi industri dianataranya adalah meningkatnya produk yang dihasilkan dengan bantuan mesin, sedangkan para pengusaha kecil terdesak karena peralatan kerja yang masih tradisional. Salah satu tanda terjadinya revolusi industri adalah banyaknya penggunaan mesin dalam berbagai aktivitas produksi.

1.2     Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungna dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Tugas dari manajemen produksi ada dua yakni:
v  Merancang system produksi
v  Mengoperasikan suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan.

1.3     Pengertian Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan/menghasilkan atau menambah nilai guna terhadap suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan oleh orang atau badan (produsen). Orang atau badan yang melakukan kegiatan produksi dikenal dengan sebutan produsen. Sedangkan barang atau jasa yang dihasilkan dari melakukan kegiatan produksi disebut dengan produk. Istilah Produksi berasal daribahasa inggris to produce yang berarti menghasilkan. Sedangkan dalam arti ekonomi, Pengertian Produksi adalah sebagai kegiatan mengenai penciptaan dan penambahan atau utilitas terhadap suatu barang dan jasa.

1.4     Proses Produksi
Pada dasarnya proses produksi terbagi menjadi dua, yaitu proses produksi terus menerus (continous) dan proses produksi terputus (intermittent). Proses produksi terus menerus yaitu proses produksi yang mengerjakan barang yang selalu sama dan tak pernah berganti. Sedangkan proses produksi terputus biasanya digunakan untuk perusahaan yang mengerjakan bermacam-macam barang dengan jumlah variasi yang sedikit.
Proses produksi dalam menghasilkan sebuah barang terdiri atas beberapa tahapan, sebagai berikut:
1.       Tahapan produksi yang menghasilkan bahan mentah.
2.       Tahap produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
3.       Tahap produksi yang mengolah bahan baku dan menghasilkan barang setengah jadi.
4.       Tahap produksi yang memproses barang setengah jadi menjadi barang jadi.
5.       Tahap produksi yang menyalurkan barang jadi kepada pemakai.
Tahapan-tahapan dalam penetapan skala proses produksi sebagai berikut:
1.       Routing, yaitu menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir.
2.       Scheduling, yaitu menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan operasi proses produksi yang disinergikan sebagai suatu kesatuan.
3.       Dispatching, yaitu menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk mulai melaksanakan operasi produksi.
4.       Follow up, yaitu menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan mendorong terkoordinasinya seluruh perencanaan proses produksi.

1.5     Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Produksi
Dalam mengatur dan mengkoordinasi penggunaan sumber-sumber daya, manajer produksi perlu membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan upaya-upaya untuk mencapai tujuan, agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang diharapkan yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu dengan biaya yang rendah.
Ditinjau dari kondisi keputusan yang harus diambil, terdapat empat macam pengambilan keputusan yaitu:
1.       Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti (certainty).
2.       Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3.       Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainty).
4.       Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang produksi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama yaitu:
1.       Proses
Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan untuk untuk memproduksi barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan dan teknologi, arus proses, tata letak (lay out) peralatan dan seluruh aspek fisik pabrik atau fasilitas jasa pelayanan.
2.       Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menentukan besarnya kapasitas yang tepat dan penyediaan waktu yang tepat. Kapasitas jangka panjang ditentukan oleh besarnya fasilitas fisik yang dibangun. Dalam jangka pendek kapasitas kadang-kadang diperbesar dengan mengadakan sub-kontrak kepada pihak luar atau penambahan regu (shift) atau menyewa ruangan / peralatan tambahan.
3.       Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi, menyangkut apa yang dipesan, berapa banyak pemesanan, serta kapan pemesanan dilakukan.
4.       Tenaga kerja
Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia menempati posisi sangat penting. Proses produksi tidak mungkin berlangsung tanpa tenaga kerja yang menggarap kegiatan untuk menghasilkan produk, baik berupa barang atau jasa. Keputusan tentang tenaga kerja mencakup seleksi, penggajian, pelatihan, penempatan, penyelian atau supervisi.
5.       Mutu / kualitas.
Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu barang atau jasa yang dihasilkan. Mutu merupakan tanggung jawab produksi yang penting dan harus didukung oleh organisasi secara keseluruhan.

1.6     Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan yang mencakup bidang yang cukup luas, dimulai dari penganalisisan dan penetapan keputusan saat sebelum dimulainya kegiatan produksi dan operasi, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka panjang serta keputusan-keputusan pada waktu menyiapkan dan melaksanakan kegiatan produksi dan pengoperasiannya, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka pendek.
Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi tidak lain adalah mengusahakan agar terjadi keseimbangan, keselarasan serta keserasian antara faktor-faktor produksi yang ada dengan kebutuhan atau kesempatan yang terbuka baginya, sehingga dapat menimbulkan adanya perkembangan yang menguntungkan(profitable growth). Dalam tahap pencapaian tujuan bagian produksi maka perlu dilihat kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ada serta tekanan-tekanan (threats) dari luar yang dialami perusahaan itu. Setelah itu analisa intern terhadap faktor-faktor produksi akan menghasilkan rumusan tentang kekuatan-kekuatan (strengths) yang dimiliki serta kelemahan-kelemahan (weakness) yang ada.
Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan mencakup perencanaan atau penyiapan sistem produksi dan operasi, pengendalian dari sistem produksi dan operasi, serta sistem informasi produksi. Peranan perencanaan dan pengendalian produksi adalah semata-mata dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kegiatan bagian langsung atau tidak langsung dalam berproduksi, sehingga perusahaan itu betul-betul dapat menghasilkan barang-barang atau jasa dengan efektif dan efisien serta memenuhi sasaran-sasaran lainnya.

1.7     Fungsi dan Sistem Produksi dan Operasi
Manajemen Produksi dan Operasi tidak hanya manajemen pabrik manufaktur. Dalam pembahasan Manajemen Produksi dan Operasi, di samping menyangkut pembahasan organisasi pabrik manufaktur, juga menyangkut pembahasan organisasi jasa, seperti perbankan, rumah sakit dan jasa transportasi. Perusahaan atau organisasi jasa,, pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-hasil penemuan dapatlah diketahui bahwa teknik-teknik Manajemen Produksi dan Operasi dapat dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa yang ditawarkan atau dijual. Dalam kegiatan produksi dan operasi tercakup seluruh proses yang mengubah masukan (inputs) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.
Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, Manajer Produksi dan Operasi harus mampu membina dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan keluaran (outputs), serta mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar kegiatan dan fungsi produksi dan operasi dapat lebih efektif, maka para manajer harus mampu mendeteksi masalah-masalah penting serta mampu mengendalikan dan mengawai sumber-sumber daya yang sangat terbatas. Manajer produksi dan operasi harus dapat merencanakan secara efektif penggunaan sumber-sumber daya yang sangat terbatas, memperkirakan dampak pada sasaran dan mengorganisasikan pengimplementasian dari rencana. Berdasarkan rencana yang disusun maka keputusan-keputusan yang lebih terinci harus dibuat, seperti besarnya partai (batch) dari produk untuk macam-macam yang berbeda, waktu-waktu lembur dan variabel-variabel tenaga kerja yang lain, prosedur pengendalian mutu, pemesanan bahan dan banyak prosedur-prosedur lain yang harus diterapkan atau diimplementasikan. Rencana tidak harus selalu diikuti ketidak tepatan peramalan atau prakiraan penjualan serta banyak alasan-alasan lain.
Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai fungsi produksi dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari uraian ini terdapat tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi, yaitu fungsi, sistem dan keputusan.
Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi  bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi dipergunakan untuk menunjukkan fungsi yang menghasilkan barang atau jasa. Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi bisnis.
Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada pemahaman produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi, yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.
Akhirnya, tentang keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam manajemen prosuksi dan operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena seluruh manajer bertugas dan tidak terlepas dengan hal pengambilan keputusan, maka penekanan utama dalam pembahasan manajemen produksi dan operasi adalah proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam manajemen produksi dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu.

1.8     Lokasi dan Lay Out Pabrik
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, besar sekali pengaruhnya terhadap tingkat kelancaran operasi perusahaan, faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor utama dan faktor bukan utama. Faktor utama, yaitu letak sumber bahan baku, letak pasar, masalah transportasi, supply tenaga kerja dan pembangkit tenaga listrik. Sedangkan faktor bukan utama, seperti rencana masa depan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan kota, terdapatnya fasilitas-fasilitas pelayanan, terdapatnya fasilitas-fasilitas pembelanjaan, persediaan air, investasi untuk tanah dan gedung, sikap masyarakat, iklim dan keadaan tanah.
a.       Penentuan Lokasi Pabrik
Manajemen perusahaan dalam memilih lokasi pabrik didasarkan pada beberapa macam alternatif. Tahap-tahap dalam pemilihan lokasi pabrik terdiri dari pengumpulan data, menganalisa data yang masuk, menentukan urutan alternatif lokasi yang dipilih dan menentukan lokasi pabrik yang dipilih. Penentuan metode pemilihan lokasi pabrik didasarkan pada faktor rating, analisa ekonomis, dan analisa volume biaya.
b.       Desain Fasilitas
Desain fasilitas produksi perlu direncanakan dengan baik, karena fasilitas produksi yang baik dan teratur para karyawan dapat bekerja dengan tenang, sementara aliran produksi dari mulai bahan mentah sampai barang jadi dapat berlangsung dengan lancar dan teratur. Perencanaan layout merupakan kombinasi yang optimal antara fasilitas produksi (personalia, perlengkapan operasi, luas gudang, penanganan produk, serta semua peralatan produksi). Perencanaan layout perusahaan selalu diperlukan karena adanya perubahan desain produk, adanya produk baru, adanya perubahan volume permintaan, dan sebagainya. Klasifikasi perencanaan layoutterdiri dari, perubahan kecil layout yang sudah ada, adanya penambahan fasilitas produksi, merubah susunan layout dan pembangunan pabrik baru.
c.       Penentuan Layout Pabrik
Sebagaimana diketahui bahwa layout yang dipergunakan dalam sebuah pabrik akan mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Oleh karena itu penentuan layout pabrik harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk menentukan layout pabrik dengan baik, maka perlu diadakan persiapan-persiapan yang matang, diantaranya, Pertama, data yang diperlukan meliputi jumlah dan jenis produk, komponen produk, urutan pelaksanaan proses produksi, mesin dan peralatan informasi mesin, instalasi yang diperlukan, luas gedung dan perbandingan perencanaan layout. Kedua, analisis urutan operasi dan Ketiga Teknik kesimbangan kapasitas.

Kesimpulan
Perkembangan manajemen Produksi berkembang pesat karena beberapa faktor yaitu :
1.       Adanya pembagian kerja dan spesialisasi
2.       Revolusi industry
3.       Perkembangan IPTEK
4.       Perkembangan ilmu dan metode ilmiah serta hubungan antar manusia manusia
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan /koordinasi kegiatan orang lain. Kegiatan tersebut berguna untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya. Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, danskills.
Proses produksi dibagi menjadi 2 yaitu :
1.       Kelangsungan hidup :
a.       Produksi terus-menerus
b.       Produksi terputus-putus
2.       Teknik :
a.       Proses Ekstraktif
b.       Proses Analitis
c.       Proses Pengubahan
d.       Proses Sintetis
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi :
·         Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.
·         Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
·         Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
·         Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang produksi mempunyai lima tanggung jawab yaitu:
Ø  Proses
Ø  Kapasitas
Ø  Persediaa
Ø  Tenaga kerja
Ø  Mutu/kualitas
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi. Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien.

Referensi

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurul Utami Template by Ipietoon Cute Blog Design