PEREKONOMIAN INDONESIA
DOSEN : ANTONI, SE., MM
Disusun Oleh:
Kelas : 1EB17
Kelompok 6
1. Nurul Utami 25216639
2. Ratih Rahmawati 26216098
3. Rifa Hana Zaimah 26216366
4. Reza Adliansyah 26216248
5. Riyan Setiawan 26216525
PROGRAM STUDI PEREKONOMIAN INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017/2018
TAMPILAN DATA
Tabel Neraca Pembayaran Indonesia
URAIAN
|
2011
|
2012
|
2013*
|
2014
| ||||||||
TOTAL
|
Tw. I
|
Tw. II
|
Tw. III
|
Tw. IV
|
TOTAL
|
Tw. I
|
Tw. II
|
Tw. III
|
Tw. IV
|
TOTAL
|
Tw. I**
| |
I. Transaksi Berjalan
A. Barang 1
- Ekspor
- Impor
1. Nonmigas a. Ekspor b. Impor
2. Minyak
a. Ekspor b. Impor
3. Gas
a. Ekspor b. Impor
B. Jasa-jasa
1. Ekspor
2. Impor
C. Pendapatan
1. Penerimaan
2. Pembayaran
D. Transfer berjalan
1. Penerimaan
2. Pembayaran
II. Transaksi Modal & Finansial
A. Transaksi Modal
B. Transaksi Finansial 2
- Aset
- Kewajiban
1. Investasi Langsung
a. Ke luar negeri
b. Di Indonesia (PMA)
2. Investasi Portofolio
a. Aset
b. Kewajiban
1) Sektor publik
2) Sektor swasta
3. Investasi Lainnya
a. Aset
b. Kewajiban
1) Sektor publik
2) Sektor swasta
III. Total (I + II)
IV. Selisih Perhitungan Bersih
V. Neraca Keseluruhan (III + IV)
VI. Cadangan Devisa dan Yang Terkait 3
A. T ransaksi Cadangan Devisa
B. Pinjaman IMF
1. Penarikan
2. Pembayaran
M emorandum:
Posisi Cadangan Devisa
dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah
T ransaksi Berjalan (% PDB)
|
1,685
34,783
200,788
-166,005
35,433
162,721
-127,288
-17,526
19,576
-37,102
16,876
18,491
-1,615
-10,632
20,690
-31,323
-26,676
2,517
-29,192
4,211
7,636
-3,425
13,567
33
13,534
-15,657
29,191
11,528
-7,713
19,241
3,806
-1,189
4,996
827
4,169
-1,801
-6,754
4,954
-2,258
7,212
15,252
-3,395
11,857
-11,857
-11,857
0
0
0
110,123
6.5
0.20
|
-3,192
3,810
48,353
-44,543
4,694
38,572
-33,878
-5,278
4,592
-9,870
4,394
5,189
-795
-1,983
5,834
-7,817
-6,048
767
-6,815
1,030
1,909
-879
2,093
2
2,091
-6,876
8,967
1,550
-2,932
4,482
2,628
-457
3,085
1,304
1,781
-2,087
-3,487
1,400
-220
1,620
-1,098
65
-1,034
1,034
1,034
0
0
0
110,493
6.2
-1.46
|
-8,149
818
47,538
-46,720
1,974
38,433
-36,460
-5,331
4,332
-9,664
4,176
4,772
-597
-2,790
5,753
-8,543
-7,101
652
-7,753
924
1,908
-984
4,996
6
4,991
-2,458
7,448
3,653
452
3,201
3,873
-185
4,058
1,626
2,432
-2,535
-2,724
189
-1,638
1,827
-3,153
342
-2,811
2,811
2,811
0
0
0
106,502
5.8
-3.69
|
-5,265
3,190
45,549
-42,360
3,968
37,418
-33,450
-4,222
4,222
-8,444
3,443
3,909
-466
-2,359
5,465
-7,824
-6,955
583
-7,538
860
1,962
-1,102
5,798
7
5,790
-2,058
7,848
4,452
-1,391
5,843
2,516
31
2,485
1,889
596
-1,177
-698
-479
-296
-183
533
301
834
-834
-834
0
0
0
110,172
6.1
-2.36
|
-7,812
801
47,056
-46,255
3,221
38,501
-35,280
-5,605
4,744
-10,350
3,185
3,810
-625
-3,198
6,062
-9,260
-6,695
573
-7,268
1,280
2,287
-1,007
12,008
35
11,973
-4,850
16,823
4,061
-1,551
5,612
190
-4,855
5,045
4,431
614
7,722
1,556
6,166
4,607
1,558
4,196
-971
3,225
-3,225
-3,225
0
0
0
112,781
6.1
-3.59
|
-24,418
8,618
188,496
-179,878
13,857
152,925
-139,068
-20,436
17,891
-38,327
15,197
17,680
-2,483
-10,331
23,113
-33,444
-26,800
2,575
-29,374
4,094
8,067
-3,972
24,896
51
24,845
-16,242
41,087
13,716
-5,422
19,138
9,206
-5,467
14,673
9,251
5,422
1,922
-5,353
7,275
2,453
4,822
478
-262
215
-215
-215
0
0
0
112,781
6.1
-2.78
|
-6,009
1,628
45,231
-43,603
4,483
36,758
-32,276
-6,356
4,298
-10,654
3,501
4,175
-674
-2,613
5,568
-8,180
-6,100
838
-6,938
1,076
2,038
-962
-548
1
-550
-7,930
7,381
3,635
-206
3,842
2,760
-965
3,726
1,047
2,679
-6,945
-6,759
-187
-207
20
-6,557
-58
-6,615
6,615
6,615
0
0
0
104,800
5.7
-2.71
|
-10,133
-517
45,554
-46,071
1,587
37,640
-36,053
-5,102
4,243
-9,345
2,998
3,670
-672
-3,533
5,357
-8,890
-7,085
576
-7,662
1,003
2,060
-1,057
8,606
7
8,599
2,992
5,607
3,657
-901
4,558
3,389
202
3,187
3,088
99
1,553
3,691
-2,139
-1,997
-142
-1,527
-950
-2,477
2,477
2,477
0
0
0
98,095
5.4
-4.47
|
-8,634
145
44,148
-44,003
2,771
35,610
-32,840
-5,664
4,812
-10,476
3,038
3,725
-688
-2,807
5,486
-8,293
-6,833
458
-7,291
862
2,036
-1,174
5,482
5
5,477
-3,270
8,747
5,837
-87
5,924
1,892
-670
2,562
3,506
-945
-2,252
-2,513
261
440
-179
-3,153
508
-2,645
2,645
2,645
0
0
0
95,675
5.2
-3.89
|
-4,314
4,760
48,411
-43,651
6,884
39,746
-32,863
-5,361
4,536
-9,897
3,237
4,129
-892
-3,114
5,936
-9,050
-6,979
643
-7,622
1,019
2,156
-1,137
8,848
8
8,840
-1,650
10,490
531
-3,963
4,494
1,789
160
1,630
2,617
-987
6,520
2,153
4,367
388
3,979
4,534
-121
4,412
-4,412
-4,412
0
0
0
99,387
5.5
-2.12
|
-29,090
6,016
183,344
-177,328
15,724
149,755
-134,031
-22,483
17,889
-40,372
12,775
15,700
-2,925
-12,067
22,346
-34,413
-26,998
2,515
-29,513
3,959
8,289
-4,330
22,387
21
22,366
-9,858
32,224
13,660
-5,158
18,817
9,831
-1,273
11,104
10,257
847
-1,125
-3,427
2,303
-1,376
3,678
-6,703
-622
-7,325
7,325
7,325
0
0
0
99,387
5.5
-3.33
|
-4,191
3,545
44,412
-40,866
6,167
36,683
-30,516
-5,923
3,642
-9,565
3,301
4,086
-785
-2,214
5,682
-7,895
-6,490
397
-6,888
968
2,003
-1,034
7,829
1
7,828
-4,433
12,261
2,992
-1,535
4,527
8,971
465
8,506
5,814
2,692
-4,136
-3,364
-772
-1,624
852
3,638
-1,572
2,066
-2,066
-2,066
0
0
0
102,592
5.7
-2.06
|
1) Dalam free on board (fob) * Angka sementara
2) Tidak termasuk cadangan devisa dan yang terkait. ** Angka sangat sementara
3) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit. Sumber: Bank Indonesia
ANALISA
Kondisi Neraca Pembayaran Indonesia pada Triwulan I Tahun 2014
Pada triwulan pertama tahun 2014, kinerja transaksi Indonesia semakin membaik, hal ini dapat dilihat dari tabel neraca pembayaran Indonesia (tabel 3.1). Defisit transaksi berjalan turun dari US$ 4,3 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 4,2 miliar pada triwulan I tahun 2014. Sumber dari perbaikan ini adalah perbaikan penurunan impor barang dan berkurangnya defisit neraca jasa dan neraca pendapatan. Meskipun impor nonmigas mengalami penurunan, surplus neraca perdagangan nonmigas triwulan I tahun 2014 tercatat lebih rendah daripada surplus neraca perdangan nonmigas triwulan IV tahun 2013. Hal ini dipengaruhi penurunan kinerja ekspor nonmigas triwulan I tahun 2014 yang tercermin dari pertumbuhan negatif ekspor ke Negara mitra utama seperti Cina, Jepang, India, Malaysia, Korea Selatan, dan Thailand, penurunan harga komoditas global, serta pengaruh pelarangan ekspor komoditas mineral mentah.
Penurunan ekspor ke Cina terutama karena turunnya ekspor batubara dan karet alam olahan, dengan total pangsa 38,8% dari keseluruhan ekspor ke Negara tersebut. Penurunan ekspor ke Jepang dipengaruhi turunnya ekspor batubara dan logam tidak mulia yang merupakan 30,2% total pangsa dari keseluruhan ekspor ke Negara tersebut. Berkurangnya ekspor minyak nabati yang merupakan 32,2% pangsa pasar di India menjadi penyebab utama penurunan ekspor ke Negara tersebut. Ekspor ke Malaysia ditekan oleh berkurangnya ekspor batubara dan barang dari logam tidak mulia. Penurunan ekspor ke Korea Selatan disebabkan turunnya ekspor barutabara dan barang dari logam tidak mulia yang merupakan 42,2% total pangsa dari total ekspor ke Negara tersebut. Sedangkan ekspor ke Thailand yang juga ikut menurun dipengaruhi turunnya ekspor mesin dan mekanik dengan pangsa 10,7% dari total ekspor ke Negara tersebut.
Selain itu defisit neraca perdagangan migas juga meningkat, hal ini disebabkan seiring turunnya produksi minyak dan pola konsumsi BBM yang lebih rendah di awal tahun. Sementara itu berkurangnya pengeluaran jasa transportasi, terutama dipengaruhi oleh berkurangnya pembayaran jasa freight seiring dengan berkurangnya impor, dan pengeluaran jasa travel yang mengikuti turunnya jumlah penduduk Indonesia keluar negeri setelah akhir musim haji dan liburan, menyebabkan neraca jasa mengalami penurunan defisit. Dalam satu periode yang sama neraca pendapatan mengalami penyusutan defisit sebagai akibat dari berkurangnya pembayaran bunga utang luar negeri sesuai jadwalnya.
Membaiknya kondisi fundamental ekonomi juga mendorong minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga transaksi modan dan finansial mengalami surplus sebesar US$ 7,8 miliar. Total aliran masuk dana asing meningkat dari US$ 10,5 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 12,3 miliar pada triwulan I tahun 2014, terutama pada instrumen folio. Peningkatan jumlah investasi portofolio asing tersebut, selain dipengaruhi kenaikan bersih jumlah pembelian instrumen portofolio berdenominasi rupiah dari asing, juga dipengaruhi oleh langkah pemerintah menerbitkan obligasi valas sebagai salah satu sumber pembiayaan defisit fiskal. Surplus transaksi modal dan finansial juga bersumber dari aliran masuk investasi langsung asing yang masih kuat dan tercatat pada tingkat yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya. Namun surplus trasaksi modal dan finansial pada triwulan I tahun 2014 masih lebih rendah dibandingkan surplus pada triwulan IV tahun 2013 dipengaruhi karena penempatan simpanan swasta di luar negeri sama dengan aliran masuk investasi portofolio.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan I tahun 2014 di tengah proses pemulihan ekonomi global yang berlangsung mendukung upaya penurunan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih baik. Penurunan defisit transaksi berjalan ini ditopang oleh penurunan impor yang mendukung perbaikan neraca jasa. Selain itu penurunan defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi oleh defisit neraca pendapatan yang lebih rendah mengikuti pola musimannya.
Perbaikan transaksi berjalan dan surplus transaksi modal dan finansial menyebabkan secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia pada triwulan I tahun 2014 mencatat surplus sebesar US$2,1 miliar. Surplus tersebut kemudian mendorong kenaikan cadangan devisa dari US$ 99,4 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 102,6 miliar pada Maret 2014. Pada April 2014 cadangan devisa terus meningkat hingga mencapai US$ 105,6 miliar. Perbaikan kinerja neraca pembayaran ini dinilai memberikan sumbangan positif dalam menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang.
Faktor dari Hasil Neraca Pembayaran bagi Perekonomian Indonesia
Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan I tahun 2014 menunjukan kondisi yang membaik dengan menurunnya defisit dari US$ 4,3 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 4,2 miliar pada triwulan I tahun 2014. Hal ini tentu berdampak pada bertambahnya posisi cadangan devisa pada triwula I tahun 2014, yang menyebabkan kecukupan cadangan devisa dalam memenuhi kewajiban luar negeri dalam jangka pendek meningkat, seperti yang ditunjukan oleh membaiknya perbandingan posisi utang luar negeri berjangka pendek yang lebih rendah dibandingkan triwulan IV tahun 2013.
Seperti prinsip yang mengatakan bahwa penurunan defisit merupakan indikasi awal kemungkinan terjadinya apresiasi nilai mata uang, penurunan defisit ini juga berdampak pada tren penguatan nila mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat. Penguatan nilai mata uang Rupiah ini tidak lepas pula dari upaya pemerintah menjalankan kebijakan untuk memperlambat lajur pertumbuhan ekonomi. Dengan penguatan nilai mata uang ini juga dapat menghemat anggaran pengeluaran belanja Negara.
Dengan membaiknya kondisi neraca pembayaran Indonesia, maka dapat mengurangi dampak inflasi yang berasal dari luar negeri atau imported inflation. Hal ini dikarenakan nilai mata uang yang menguat menyebabkan harga barang-barang impor menurun, sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih murah. Importir dalam negeri juga diuntungkan, karena barang-barang yang diimpor, khususnya barang modal seperti mesin dan peralatan, dan bahan baku seperti gandum, mengalami penurunan harga, sehingga kapasitas produksi dapat ditingkatkan.
Namun penguatan nilai mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat ini juga dapat memberikan dampak negatif. Produk-produk yang diekspor mengalami peningkatan harga di luar negeri, sehingga mendapat persaingan dari produsen Negara lain yang mengalami apresiasi nilai mata uang yang lebih rendah dari Rupiah. Untuk itu, dibutuhkan kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan kualitas produk. Tanpa adanya peningkatan kualitas, dengan harga yang relatif menjadi lebih mahal, bisa jadi produk-produk ekspor Indonesia tidak akan mampu mempertahankan posisinya di beberapa negara tujuan ekspor.
SARAN
Perbaikan kinerja neraca pembayaran Indonesia pada triwulan I tahun 2014 dibanding triwulan IV tahun 2013 merupakan kabar yang cukup menggembirakan. Ini menandakan bahwa kinerja perekonomian mulai mengalami perbaikan ke tingkat lebih positif. Namun perbaikan kinerja neraca pembayaran Indonesia ini juga akan mempengaruhi nilai mata uang Rupiah yang menguat dibanding Dollar Amerika Serikat. Penguatan nilai mata uang inilah yang nantinya akan mempengaruhi kegiatan ekspor dan impor. Impor akan mengalami kenaikan karena harga barang-barang impor menjadi lebih murah, namun sebaliknya ekspor akan menurun karena harga barang-barang lokal yang diekspor keluar negeri akan menjadi lebih mahal, apalagi bila mendapat persaingan dari Negara lain yang harga barangnya lebih murah. Bila ekspor terus menurun dan impor terus naik, maka pendapatan nasional akan menurun dan neraca pembayaran akan mengalami defisit.
Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia, agar perbaikan kinerja neraca pembayaran saat ini tidak menjadi petaka di kemudian hari. Bila penguatan nilai mata uang membuat para importir terlena sehingga melakukan impor yang berlebihan padahal tidak diimbangi dengan ekspor, hal ini akan berakibat menurunnya pendapatan nasional dan defisit neraca pembayaran akan semakin parah. Yang dapat dilakukan pemerintah adalah membatasi impor dan memperbaiki produk lokal yang diekspor agar tetap dapat bersaing di perdagangan internasional maupun harganya menjadi lebih mahal, agar kinerja neraca pembayaran dapat terus membaik.
DAFTAR PUSTAKA
· bi.go.id/id/publikasi/neraca-pembayaran/Pages/npi_tw114.aspx
· bps.go.id/hasil_publikasi/ie_nov_2013/index3.php?pub=indikator%20ekonomi%20januari%202014
· ernirahmawati.wordpress.com/2011/03/10/neraca-pembayaran/
· khairunnisafathin.wordpress.com/2011/03/10/neraca-pembayaran/
· muthiyagabrielamalawat.blogspot.com/2011/03/neraca-pembayaran.html
· saefulbafri009.blogspot.com/2011/03/neraca-pembayaran.html
0 komentar:
Posting Komentar